Mulai Tahun 2030 Manusia Diprediksi Bisa Hidup Abadi Lewat Kecerdasan AI
Sebuah ramalan tentang kehidupan di masa depan kembali diungkap oleh seorang ilmuwan komputer dan futuris bernama Ray Kurzweil.
Kurzweil menetapkan garis waktu yang sangat spesifik tentang kapan manusia akan mencapai keabadian dan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan mencapai singularitas.
Dilansir dari Detik yang mengutip dari IFL Science, ia memperkirakan manusia hanya perlu bertahan tujuh tahun lagi, tepatnya di tahun 2030, untuk bisa berkesempatan hidup abadi.
Kata-kata Kurzweil cukup dapat dipercaya karena prediksinya tentang teknologi memiliki rekam jejak yang akurat. Contohnya, pada tahun 1990 lalu ia memperkirakan bahwa komputer akan mengalahkan manusia juara catur dunia di tahun 2000.
Selain itu, masih banyak prediksi Kurzweil yang terbukti terjadi. Ia bahkan mengklaim dari 147 prediksi yang dia buat pada tahun 1990 tentang tahun-tahun sebelum 2010, terdapat sebanyak 115 prediksinya terbukti sepenuhnya benar, 12 lainnya pada dasarnya benar, dan hanya tiga yang sepenuhnya salah.
Baca Juga:Â Pertama di Dunia! Ilmuwan Jepang Berhasil Ciptakan Bayi dari 2 Tikus Jantan
Prediksi selanjutnya, Kurzweil percaya bahwa pada tahun 2030 manusia bisa menambah harapan hidupnya atau setidaknya bonus umur yang lebih panjang selama satu tahun di setiap tahunnya.
Menurutnya, hal itu dapat dilakukan dengan nanobots mengalir melalui aliran darah manusia untuk melakukan perbaikan dan menghubungkan otak manusia ke jaringan cloud. Sehingga, manusia bisa mengirim video atau email langsung dari otaknya dan membuat cadangan ingatan mereka di cloud.
“Jika ingin mengakses 10 ribu komputer selama dua detik, kita bisa melakukannya secara nirkabel, dan kekuatan komputasi otak manusia berlipat ganda di cloud sepuluh ribu kali lipat. Itulah yang akan dilakukan peneliti dengan neokorteks manusia,” jelasnya saat dikutip dari detik.com Rabu (22/3).
Sebenarnya, teknologi nanobots pada tubuh manusia ini sudah mulai digunakan untuk mengirimkan muatan obat ke dalam tumor otak. Namun, teknologi ini belum mengalami kemajuan signifikan, sehingga akan sulit membenarkan hal itu dapat terwujud pada tahun 2030 nanti.
Tentunya hanya waktu lah yang dapat membuktikan salah atau benarnya prediksi yang dibuat oleh seorang ilmuwan tersebut.